Nomor
kelompok : Kelompok 11
Nama
kelompok :
Dwi Kartika
Rahayu (10.41010.0032)
Dwi Retno
Wulandari (10.41010.0050)
Mata
kuliah : Manajemen Pemasaran
Dosen : Januar Wibowo, S.T.,M.M.
Pertanyaan
- Apa yang di maksud dengan perilaku konsumen ?
- Apa yang di maksud dengan elemen pemasaran ?
- Apa yang di maksud dengan strategi produk ?
- Apa yang di maksud dengan strategi komunikasi pemasaran ?
Jawaban :
- Menurut Egel dan kawan-kawan (1994) mengatakan bahwa perilaku konsumen merupakan suatu tindakan yang langsung dalam mendapatkan, mengkonsumsi serta menghabiskan produk dan jasa, termasuk proses keputusan yang mendahului tindakan tersebut. Perilaku konsumen terdiri dari dua bagian. Bagian pertama, perilaku yang tampak, variable yang termasuk dalam perilaku ini adalah jumlah pembelian, waktu pembelian, karena siapa, dengan siapa, dan bagaimana konsumen melakukan pembelian. Bagian keduan perilaku yang tidak tampak, variable di antara lain adalah persepsi, ingatan terhadap informasi, dan perasaan kepemilikan konsumen.
Faktor yang
mempengaruhi perilaku konsumen ada 2 faktor utama yang mempengaruhi perilaku
konsumen yaitu :
·
Faktor
social budaya yang terdiri atas :
- ü Kebudayaan
- ü Budaya khusus
- ü Kelas social
- ü Kelompok social
- ü Referensi
- ü Keluarga
·
Faktor
psikologis yang terdiri atas :
ü Motivasi
ü Persepsi
ü Proses belajar
ü Kepercayaan
ü Sikap
Kepuasaan
pelanggan adalah tingkat perasaan pelanggan/konsumen setelah membandingkan
dengan harapannya.
Faktor yang
mempengaruhi kepuasan pelanggan adalah mutu produk dan pelayanannya, kegiatan
penjualan, pelayanan setelah penjualan, dan nilai-nilai perusahaan. Kepuasan
terdiri dari 2 macam yaitu :
·
Kepuasaan
fungsional
ü Merupakan
kepuasaan yang di peroleh dari fungsi suatu produk yang dimanfaatkan.
·
Kepuasaan
psikologis
ü Merupakan
kepuasaan yang diperoleh dari atribut yang bersifat tidak berwujud dari suatu
produk
Untuk
mengendalikan tingkat kehilangan pelanggan dan tetap pada posisi aman,
perusahaan perlu mengambil empat langkah
berikut :
v Menetukan
tingkat bertahanya pelanggan
v Memebedakan
berbagai penyebab hilangnya pelanggan dan menentukan penyebab utama yang bisa
di kelola dengan lebih baik
v Memperkirakan
hilangnya keuntungan dari pelanggan yang hilang
v Menghitung
berapa biaya untuk mengurangi tingkat kehilangan pelanggan
Ada 2 cara untuk
mempertahankan pelanggan, yaitu :
v Menyulitkan
pelanggan untuk mengganti pemasok
v Memeberikan
kepuasan yang tinggi
- Pemasaran adalah aliran produk secara fisis dan ekonomik dari produsen melalui pedagang perantara ke konsumen. Definisi lain menyatakan bahwa pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial yang membuat individu/kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan dan mempertukarkan produk yang bernilai kepada pihak lain. Pemasaran melibatkan banyak kegiatan yang berbeda yang menambah nilai produk pada saat produk bergerak melalui sistem tersebut.
Kegiatan-kegiatan
dalam usaha pemasaran tidak hanya kegiatan memindahkan barang /jasa dari tangan produsen ke tangan konsumen saja
dengan sistem penjualan, tetapi banyak kegiatan lain yang juga dijalankan dalam
kegiatan pemasaran. Penjualan hanyalah salah satu dari berbagai fungsi
pemasaran. Apabila pemasar melakukan pekerjaan dengan baik untuk
mengidentifikasi kebutuhan konsumen, mengembangkan produk dan menetapkan harga
yang tepat, mendistribusikan dan mempromosikannya secara efektif, maka akan
sangat mudah menjual barang-barang tersebut.
Konsep paling
pokok yang melandasi pemasaran adalah kebutuhan manusia. Dengan adanya
perkembangan jaman, kebutuhan berkembang menjadi suatu keinginan mengkonsumsi
suatu produk dengan ciri khas tertentu.
Munculnya keinginan akan menciptakan permintaan spesifik terhadap suatu
jenis produk. Seseorang dalam menentukan
keputusan pembelian akan mempertimbangkan nilai dan kepuasan yang akan didapat
dari mengkonsumsi suatu produk. Apabila konsumen yakin akan nilai dan kepuasan yang akan
didapat, maka konsumen akan melalukan pertukaran dan transaksi juall beli
barang dan jasa. Hal inilah yang
mendasari terjadinya pasar.
Tujuan sistem pemasaran :
Secara umum, tujuan sistem pemasaran adalah sebagai
berikut :
Ø Memaksimumkan
konsumsi
Ø Memaksimumkan
utilitas (kepuasan) konsumsi
Ø Memaksimumkan
pilihan
Ø Memaksimumkan
mutu hidup
Ø Kualitas,
kuantitas, ketersediaan, harga, lingkungan
Efisiensi
Pemasaran :
Yang
dimaksud dengan efisiensi pemasaran adalah seberapa besar pengorbanan yang
harus dikeluarkan dalam kegiatan pemasaran menunjang hasil yang bisa didapatkan
dari kegiatan pemasaran tersebut. Efisiensi pemasaran dapat dicari dengan menghitung rasio “keluaran-masukan” dalam kegiatan
pemasaran yang dilakukan. Semakin tinggi
nilai rasio keluaran-masukan, maka pemasaran yang dilakukan semakin efisien. Umumnya
efisiensi dapat dicapai dengan salah satu di antara empat cara berikut :
Ø Keluaran tetap
konstan, masukan mengecil
Ø Keluaran
meningkat, masukan konstan
Ø Keluaran
meningkat dalam kadar yang lebih tinggi dari peningkatan masukan
Ø Keluaran menurun
dalam kadar yang lebih rendah dari penurunan masukan
FUNGSI PEMASARAN
:
- 1. Fungsi pertukaran
Produk
harus dijual dan dibeli
sekurang-kurangnya sekali selama proses pemasaran
Misal
:
- Ø Produsen – Konsumen
- Ø Produsen – Tengkulak
- Ø Tengkulak – Pedagang Besar
- Ø Tengkulak – Pengecer
Didalam
proses jual beli terbentuklah harga. Harga terbentuk dari bertemunya antara
penawaran dengan permintaan dalam pasar persaingan. Pihak yang terlibat bisa
banyak, yaitu produsen, tengkulak, pedagang besar, agen/distributor, pedagang
antar kota, pedagang pengecer, konsumen, dan sebagianya. Pihak-pihak tersebut
ada yang mempunyai hak milik, ada yang tidak tetapi masing-masing mendapat
imbalan sesuai dengan jasanya. Kebanyakan produk Agribisnis dijual/dibeli
beberapa kali selama proses pemasaran tergantung panjang pendeknya saluran
pemasaran.
- 2. Fungsi Fisis
Yang
termasuk dalam kegiatan-kegiatan fungsi fisis yaitu pengangkutan, penggudangan,
dan pemrosesan produk.
Mengingat sifat produk pertanian yang musiman, mudah
rusak dan tidak tahan lama, membuat fungsi fisis sangat perlu diperhatikan.
Mudah rusaknya komoditi pertanian membuat perlua adanya penanganan khusus pada
saat pendistribusian dan pengangkutan, seperti pengemasan yang tepat untuk
setiap jenis produk, pengiriman dengan sarana transportasi dengan lemari
pendingin, dan sebagainya.
Beberapa komoditi pertanian yang bersifat musiman, tidak
mungkin memenuhi permintaan pasar setiap saat dalam bentuk segar. Sehingga pada
saat tidak musimnya, konsumen tidak dapat mendapatkannya. Tetapi dalam bentuk olahan, memungkinkan
produsen dan pemasar memenuhi permintaan sepanjang tahun. Untuk itulah diperlukan fungsi fisis berupa
pemrosesan produk. Adanya kegiatan pemrosesan, berarti juga sangat terkait
dengan kebutuhan penyimpanan dan penggudangan untuk mengatur stok.
Fungsi
penyediaan sarana
Ø Informasi pasar
sumber/produsen,
harga pada beberapa pasar, mutu, tarif angkutan, dsb
Ø Standarisasi
mutu
Standarisasi
komoditi pertanian dalam bentuk segar lebih sulit distandarisasi dari pada produk
dalam bentuk olahan
Ø Pembiayaan
Lembaga keuangan negara &
swasta, kebijakan pemerintah (kredit ringan, bantuan modal), dsb
Ø Penanggungan
resiko
Resiko Fisis :
angin, kebakaran, banjir, pencurian, kerusakan.
Resiko Pasar
:tidak laku, harga jatuh, persaingan ketat
Untuk mengurangi
resiko, usaha yang bisa dilakukan antara lain adalah :
Ø Resiko fisis
Misal : asuransi, pengemasan, transportasi dg
pendingin, pemasangan tanda bahaya, dsb
Ø Resiko pasar
Misal : diversifikasi usaha, kontrak
di muka, dsb
Biaya Pemasaran
:
Biaya
pemasaran menunjukkan bagian dari pembayaran konsumen yang diperlukan untuk
menutup biaya yang dikeluarkan dalam proses pemasaran. Yang termasuk biaya pemasaran produk-produk
pertanian antara lain adalah :
- Ø Biaya transportasi
- Ø Biaya pengemasan
- Ø Biaya penyimpanan/ penggudangan
- Ø Biaya pemesanan
- Ø Biaya merek dagang
- Ø Pajak
- Ø Biaya resiko kerusakan
- Ø dsb
Saluran
Pemasaran :
Yang
dimaksud dengan saluran pemasaran adalah jejak perpindahan barang dari produsen
ke konsumen akhir.
Contoh : saluran
pemasaran komoditi Jeruk adalah :
Petani à Tengkulak à Pedagang
Pengumpul à Pedagang Pengecer à Konsumen
Semakin
panjang saluran pemasaran, biaya pemasaran akan semakin besar karena semakin
banyak pelaku-pelaku yang ikut serta dalam kegiatan pemasaran. Yang menyebabkan biaya pemasaran semakin
besar, tidak hanya dari semakin banyaknya biaya transportasi saja karena
perpindahan produk berkali-kali tetapi juga karena setiap pelaku pasar
mengambil keuntungan.
Margin Pemasaran
:
Marjin
pemasaran didefinisikan sebagai selisih harga di tingkat produsen dengan di
tingkat konsumen. Marjin pemasaran berbeda
dengan biaya pemasaran meskipin ada kemungkinan besarnya marjin pemasaran sama
dengan biaya pemasaran. Terkadang marjin
pemasaran lebih kecil dari pada biaya pemasaran karena ada pelaku pasar yang
menanggung kerugian.
- Kata produk berasal dari bahasa Inggris "product" yang berarti sesuatu yang diproduksi oleh tenaga kerja atau sejenisnya. Pada tahun 1575, kata "produk" merujuk pada apapun yang diproduksi (anything produced). Namun sejak 1695, definisi kata products lebih merujuk pada sesuatu yang diproduksi (thing or things produced). Berikut ini adalah pengertian dan definisi produk: # MULYADI Pada dasarnya produk merupakan satu ikat jasa yang disediakan untuk memuaskan kebutuhan customer # HERMAWAN KERTAJAYA Produk adalah kreasi bersama antara perusahaan dan konsumennya # LUTFI ZEIN Produk adalah barang atau jasa yang dapat diperjualbelikan # SUGENG WIDODO Produk ada;ah apa pun yang bisa ditawarkan ke sebuah pasar dan bisa memuaskan sebuah keinginan atau kebutuhan # MC. CARTY Produk merupakan suatu tawaran dari sebuah perusahaan yang emuaskan atau memenuhi kebutuhan # KOTLER Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepada pasar untuk diperhatikan, dibeli, digunakan maupun dikonsumsi yang dapat memuaskan kebutuhan atau kemauan # KOTLER Produk itu mencakup barang fisik, orang, tempat, organisasi, dan ide-ide # MARC GOBE Produk adalah jasa....dan jasa adalah produk # M. FUAD Produk adalah barang atau jasa yang bisa ditawarkan di pasar untuk mendapatkan perhatian, permintaan, pemakaian, atau konsumsi yang dapat memenuhi keinginan atau kebutuhan.
PENGERTIAN
PRODUK
Produk menurut Kotler dan Amstrong (1996:274) adalah : “A product as anything that can be offered to a market for attention, acquisition, use or consumption and that might satisfy a want or need”. Artinya produk adalah segala sesuatu yang ditawarkan ke pasar untuk mendapatkan perhatian, dibeli, dipergunakan dan yang dapat memuaskan keinginan atau kebutuhan konsumen.
Menurut Stanton, (1996:222), “A product is asset of tangible and intangible attributes, including packaging, color, price quality and brand plus the services and reputation of the seller”. Artinya suatu produk adalah kumpulan dari atribut-atribut yang nyata maupun tidak nyata, termasuk di dalamnya kemasan, warna, harga, kualitas dan merk ditambah dengan jasa dan reputasi penjualannya.
Menurut Tjiptono (1999:95) secara konseptual produk adalah pemahaman subyektif dari produsen atas “sesuatu” yang bisa ditawarkan sebagai usaha untuk mencapai tujuan organisasi melalui pemenuhan kebutuhan dan keinginan konsumen, sesuai dengan kompetensi dan kapasitas organisasi serta daya beli.
Lima Tingkatan Produk
Menurut Kotler (2003:408) ada lima tingkatan produk, yaitu core benefit, basic product, expected product, augmented product dan potential product. Penjelasan tentang kelima tingkatan produk adalah :
a. Core benefit (namely the fundamental service of benefit that costumer really buying) yaitu manfaat dasar dari suatu produk yag ditawarkan kepada konsumen.
b. Basic product (namely a basic version of the product) yaitu bentuk dasar dari suatu produk yang dapat dirasakan oleh panca indra.
c. Expected product (namely a set of attributes and conditions that the buyers normally expect and agree to when they purchase this product) yaitu serangkaian atribut-atribut produk dan kondisi-kondisi yang diharapkan oleh pembeli pada saat membeli suatu produk.
d. Augmented product (namely that one includes additional service and benefit that distinguish the company’s offer from competitor’s offer) yaitu sesuatu yang membedakan antara produk yang ditawarkan oleh badan usaha dengan produk yang ditawarkan oleh pesaing.
e. Potential product (namely all of the argumentations and transformations that this product that ultimately undergo in the future) yaitu semua argumentasi dan perubahan bentuk yang dialami oleh suatu produk dimasa datang.
Klasifikasi Produk
Banyak klasifikasi suatu produk yang dikemukakan ahli pemasaran, diantaranya pendapat yang dikemukakan oleh Kotler. Menurut Kotler (2002,p.451), produk dapat diklasifikasikan menjadi beberapa kelompok, yaitu:
Produk menurut Kotler dan Amstrong (1996:274) adalah : “A product as anything that can be offered to a market for attention, acquisition, use or consumption and that might satisfy a want or need”. Artinya produk adalah segala sesuatu yang ditawarkan ke pasar untuk mendapatkan perhatian, dibeli, dipergunakan dan yang dapat memuaskan keinginan atau kebutuhan konsumen.
Menurut Stanton, (1996:222), “A product is asset of tangible and intangible attributes, including packaging, color, price quality and brand plus the services and reputation of the seller”. Artinya suatu produk adalah kumpulan dari atribut-atribut yang nyata maupun tidak nyata, termasuk di dalamnya kemasan, warna, harga, kualitas dan merk ditambah dengan jasa dan reputasi penjualannya.
Menurut Tjiptono (1999:95) secara konseptual produk adalah pemahaman subyektif dari produsen atas “sesuatu” yang bisa ditawarkan sebagai usaha untuk mencapai tujuan organisasi melalui pemenuhan kebutuhan dan keinginan konsumen, sesuai dengan kompetensi dan kapasitas organisasi serta daya beli.
Lima Tingkatan Produk
Menurut Kotler (2003:408) ada lima tingkatan produk, yaitu core benefit, basic product, expected product, augmented product dan potential product. Penjelasan tentang kelima tingkatan produk adalah :
a. Core benefit (namely the fundamental service of benefit that costumer really buying) yaitu manfaat dasar dari suatu produk yag ditawarkan kepada konsumen.
b. Basic product (namely a basic version of the product) yaitu bentuk dasar dari suatu produk yang dapat dirasakan oleh panca indra.
c. Expected product (namely a set of attributes and conditions that the buyers normally expect and agree to when they purchase this product) yaitu serangkaian atribut-atribut produk dan kondisi-kondisi yang diharapkan oleh pembeli pada saat membeli suatu produk.
d. Augmented product (namely that one includes additional service and benefit that distinguish the company’s offer from competitor’s offer) yaitu sesuatu yang membedakan antara produk yang ditawarkan oleh badan usaha dengan produk yang ditawarkan oleh pesaing.
e. Potential product (namely all of the argumentations and transformations that this product that ultimately undergo in the future) yaitu semua argumentasi dan perubahan bentuk yang dialami oleh suatu produk dimasa datang.
Klasifikasi Produk
Banyak klasifikasi suatu produk yang dikemukakan ahli pemasaran, diantaranya pendapat yang dikemukakan oleh Kotler. Menurut Kotler (2002,p.451), produk dapat diklasifikasikan menjadi beberapa kelompok, yaitu:
- 1. Berdasarkan wujudnya, produk dapat diklasifikasikan ke dalam dua kelompok utama, yaitu
a) Barang merupakan produk yang berwujud fisik, sehingga bisa dilihat, diraba atau disentuh, dirasa, dipegang, disimpan, dipindahkan, dan perlakuan fisik lainnya.
b) Jasa merupakan aktivitas, manfaat atau kepuasan yang ditawarkan untuk dijual (dikonsumsi pihak lain). Seperti halnya bengkel reparasi, salon kecantikan, hotel dan sebagainya. Kotler (2002, p.486) juga mendefinisikan jasa sebagai berikut : “ Jasa adalah setiap tindakan atau kegiatan yang dapat ditawarkan oleh satu pihak kepada pihak lain, yang pada dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan apa pun. Produknya dapat dikaitkan atau tidak dikaitkan dengan suatu produk fisik.
- 2. Berdasarkan aspek daya tahannya produk dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu :
a. Barang tidak tahan lama (nondurable goods)
Barang tidak tahan lama adalah barang berwujud yang biasanya habis dikonsumsi dalam satu atau beberapa kali pemakaian. Dengan kata lain, umur ekonomisnya dalam kondisi pemakaian normal kurang dari satu tahun. Contohnya: sabun, pasta gigi, minuman kaleng dan sebagainya.
b. Barang tahan lama (durable goods)
Barang tahan lama merupakan barang berwujud yang biasanya bisa bertahan lama dengan banyak pemakaian (umur ekonomisnya untuk pemakaian normal adalah satu tahun lebih). Contohnya lemari es, mesin cuci, pakaian dan lain-lain.
- 3. Berdasarkan tujuan konsumsi yaitu didasarkan pada siapa konsumennya dan untuk apa produk itu dikonsumsi, maka produk diklasifikasikan menjadi dua, yaitu:
a) Barang konsumsi (consumer’s goods)
Barang konsumsi merupakan suatu produk yang langsung dapat dikonsumsi tanpa melalui pemrosesan lebih lanjut untuk memperoleh manfaat dari produk tersebut.
b) Barang industri (industrial’s goods)
Barang industri merupakan suatu jenis produk yang masih memerlukan pemrosesan lebih lanjut untuk mendapatkan suatu manfaat tertentu. Biasanya hasil pemrosesan dari barang industri diperjual belikan kembali.
Menurut Kotler (2002, p.451), ”barang konsumen adalah barang yang dikonsumsi untuk kepentingan konsumen akhir sendiri (individu dan rumah tangga), bukan untuk tujuan bisnis”. Pada umumnya barang konsumen dibedakan menjadi empat jenis :
a) Convenience goods
Merupakan barang yang pada umumnya memiliki frekuensi pembelian tinggi (sering dibeli), dibutuhkan dalam waktu segera, dan hanya memerlukan usaha yang minimum (sangat kecil) dalam pembandingan dan pembeliannya. Contohnya antara lain produk tembakau, sabun, surat kabar, dan sebagainya.
b) Shopping goods
Barang-barang yang dalam proses pemilihan dan pembeliannya dibandingkan oleh konsumen diantara berbagai alternatif yang tersedia. Contohnya alat-alat rumah tangga, pakaian, furniture, mobil bekas dan lainnya.
c) Specialty goods
Barang-barang yang memiliki karakteristik dan/atau identifikasi merek yang unik dimana sekelompok konsumen bersedia melakukan usaha khusus untuk membelinya. Misalnya mobil Lamborghini, pakaian rancangan orang terkenal, kamera Nikon dan sebagainya.
d) Unsought goods
Merupakan barang-barang yang tidak diketahui konsumen atau kalaupun sudah diketahui, tetapi pada umumnya belum terpikirkan untuk membelinya. Contohnya asuransi jiwa, ensiklopedia, tanah kuburan dan sebagainya.
Berbicara mengenai produk maka aspek yang perlu diperhatikan adalah kualitas produk. Menurut American Society for Quality Control, kualitas adalah “the totality of features and characteristics of a product or service that bears on its ability to satisfy given needs”, artinya keseluruhan ciri dan karakter-karakter dari sebuah produk atau jasa yang menunjukkan kemampuannya untuk memuaskan kebutuhan yang tersirat. Definisi ini merupakan pengertian kualitas yang berpusat pada konsumen sehingga dapat dikatakan bahwa seorang penjual telah memberikan kualitas bila produk atau pelayanan penjual telah memenuhi atau melebihi harapan konsumen.
Kualitas produk merupakan pemahaman bahwa produk yang ditawarkan oleh penjual mempunyai nilai jual lebih yang tidak dimiliki oleh produk pesaing. Oleh karena itu perusahaan berusaha memfokuskan pada kualitas produk dan membandingkannya dengan produk yang ditawarkan oleh perusahaan pesaing. Akan tetapi, suatu produk dengan penampilan terbaik atau bahkan dengan tampilan lebih baik bukanlah merupakan produk dengan kualitas tertinggi jika tampilannya bukanlah yang dibutuhkan dan diinginkan oleh pasar.
Menurut Kotler and Armstrong (2004, p.283) arti dari kualitas produk adalah “the ability of a product to perform its functions, it includes the product’s overall durability, reliability, precision, ease of operation and repair, and other valued attributes” yang artinya kemampuan sebuah produk dalam memperagakan fungsinya, hal itu termasuk keseluruhan durabilitas, reliabilitas, ketepatan, kemudahan pengoperasian dan reparasi produk juga atribut produk lainnya.
Dimensi Kualitas Produk
Menurut Mullins, Orville, Larreche, dan Boyd (2005, p.422) apabila perusahaan ingin mempertahankan keunggulan kompetitifnya dalam pasar, perusahaan harus mengerti aspek dimensi apa saja yang digunakan oleh konsumen untuk membedakan produk yang dijual perusahaan tersebut dengan produk pesaing. Dimensi kualitas produk tersebut terdiri dari :
1. Performance (kinerja), berhubungan dengan karakteristik operasi dasar dari sebuah produk
2. Durability (daya tahan), yang berarti berapa lama atau umur produk yang bersangkutan bertahan sebelum produk tersebut harus diganti. Semakin besar frekuensi pemakaian konsumen terhadap produk maka semakin besar pula daya tahan produk.
3. Conformance to specifications (kesesuaian dengan spesifikasi), yaitu sejauh mana karakteristik operasi dasar dari sebuah produk memenuhi spesifikasi tertentu dari konsumen atau tidak ditemukannya cacat pada produk.
4. Features (fitur), adalah karakteristik produk yang dirancang untuk menyempurnakan fungsi produk atau menambah ketertarikan konsumen terhadap produk.
5. Reliabilty (reliabilitas), adalah probabilitas bahwa produk akan bekerja dengan memuaskan atau tidak dalam periode waktu tertentu. Semakin kecil kemungkinan terjadinya kerusakan maka produk tersebut dapat diandalkan.
6. Aesthetics (estetika), berhubungan dengan bagaimana penampilan produk bisa dilihat dari tampak, rasa, bau, dan bentuk dari produk.
7. Perceived quality (kesan kualitas), sering dibilang merupakan hasil dari penggunaan pengukuran yang dilakukan secara tidak langsung karena terdapat kemungkinan bahwa konsumen tidak mengerti atau kekurangan informasi atas produk yang bersangkutan. Jadi, persepsi konsumen terhadap produk didapat dari harga, merek, periklanan, reputasi, dan Negara asal.
Menurut Tjiptono (1997, p.25), dimensi kualitas produk meliputi :
1) Kinerja (performance)
Yaitu karakteristik operasi pokok dari produk inti (core product) yang dibeli, misalnya kecepatan, konsumsi bahan bakar, jumlah penumpang yang dapat diangkut, kemudahan dan kenyamanan dalam mengemudi dan sebagainya.
2) Keistimewaan tambahan (features)
Yaitu karakteristik sekunder atau pelengkap, misalnya kelengkapan interior dan eksterior seperti dash board, AC, sound system, door lock system, power steering, dan sebagainya.
3) Keandalan (reliability)
Yaitu kemungkinan kecil akan mengalami kerusakan atau gagal dipakai, misalnya mobil tidak sering ngadat/macet/rewel/rusak.
4) Kesesuaian dengan spesifikasi (conformance to specifications)
Yaitu sejauh mana karakteristik desain dan operasi memenuhi standar-standar yang telah ditetapkan sebelumnya. Misalnya standar keamanan dan emisi terpenuhi, seperti ukuran as roda untuk truk tentunya harus lebih besar daripada mobil sedan.
5) Daya tahan (durability)
Berkaitan dengan berapa lama produk tersebut dapat terus digunakan. Dimensi ini mencakup umur teknis maupun umur ekonomis penggunaan mobil.
6) Estetika (asthethic)
Yaitu daya tarik produk terhadap panca indera. Misalnya bentuk fisik mobil yang menarik, model atau desain yang artistik, warna, dan sebagainya
- Komunikasi pemasaran adalah salah satu kegiatan yang berusaha menyebarkan informasi, mempengaruhi atau mengingatkan psar sasaran atas perusahan maupun produk agar ditawarkan oleh produsen. Komunikasi adalah proses penyampaian pesan yang merupakan gagasan atau informasi pengirim melalui suatu media kepada pihak penerima agar mampu memahami maksud pengirim.
Tiga unsur pokok dalam struktur proses komunikasi adalah :
ü Pelaku komunikasi
Pengirim adalah komunikator yang menyampaikan pesan.
Penerima adalah pihak penerima pesan
ü Material komunikasi
Gagasan adalah materi pokok yang hendak disampaikan pengirim
Pesan adalah himpunan berbagai symbol dari suatu gagasan.
Pesan hanya dapat di komunikasikan melalui suatu media
Media adalah pembawa pesan komunikasi
Response adalah reaksi pemahaman atas pesan yang di terima
oleh penerima
Feed-back adalah pesan umpan balik dari sebagian atau
keseluruhan respons yang dikirim kembali oleh penerima
Noise adalah gangguan atau hambatan dalam proses komunikasi
ü Proses komunikasi itu sendiri
Proses penyampaian pesan maupun pengiriman kembali respon
yaitu :
v Encoding
Proses merancang atau merubah gagasan secara simbolik
menjadi suatu pesan untuk disampaikan kepada penerima
v Decoding
Proses menguraikan atau mengartikan symbol sehingga pesan
yang diterima menjadikan suatu pemahaman
Pada dasarnya proses umpan balik adalah komunikasi oleh
pelaku yang sama hanya posisinya berbeda atau berbalik. Penerima pesan akan
bertindak sebagai pengirim pesan balik dan sebaliknya pengirim pesan akan
bertindak sebagai penerima respons.
Agar komunikasi pemasaran efektif, perlu dipertimbangkan :
1.
Penetapan tujuan dan respons
komunikasi
2.
Penentuan sasaran komunikasi
3.
Rancangan pesan dan media komunikasi
4.
Pengembangan promotional mix
5.
Penyusunan anggaran
6.
Evaluasi pengendalian komunikasi